Audit plan atau perencanaan audit adalah sebuah tahapan yang sangat penting dalam proses audit atau sebelum proses audit itu dilakukan, dimana dengan dilakukannya perencanaan audit maka auditor dapat meminimalkan segala macam risiko baik risiko bawaan, risiko pengendalian maupun risiko deteksi.
Terkait pemasaran, risiko yang sering terjadi bisa saja seperti pemborosan biaya, tindakan kecurangan (fraud) dan sebagainya yang terjadi karena pengendalian internal yang belum maksimal dan hal lainnya. Pada kesempatan ini admin akan membahas tentang apa itu audit plan laporan keuangan perusahaan jasa, dagang dan manufaktur dan semoga saja pembahasan mengenai audit plan laporan keuangan perusahaan jasa, dagang dan manufaktur ini dapat bermanfaat.
Audit Plan Laporan Keuangan Perusahaan Jasa, Dagang dan Manufaktur |
Audit Plan Laporan Keuangan Perusahaan Jasa, Dagang dan Manufaktur
Standar pelaksanaan audit mengharuskan auditor membuat perencanaan yang matang terlebih dahulu sebelum proses audit suatu perusahaan jasa, dagang dan manufaktur dimulai (audit plan). Hal ini bertujuan supaya proses audit dan hasil yang dilakukan oleh auditor bisa memberikan keyakinan yang memadai untuk mendeteksi salah saji material, baik secara individual mapun secara keseluruhan yang berdampak material terhadap laporan keuangan perusahaan jasa, dagang dan manufaktur.
Saat merencakan audit auditor perlu menghimpun pemahaman bisnis perusahaan untuk mendukung perencanaan audit, karena risiko-risiko audit dapat diminimalkan sesuai dengan pertimbangan professional. Pertimbangan yang harus ditentukan oleh auditor saat proses audit adalah sebagai berikut:
- materialitas audit
- pemahaman tentang bisnis perusahaan yang diaudit
- kebijakan dan prosedur akuntansi perusahaan yang diaudit
- tingkat risiko atas pengendalian internal perusahaan
- jurnal penyesuaian tertentu yang diperlukan pada laporan keuangan perusahaan
- pengujian audit atas kondisi tertentu pada laporan keuangan perusahaan
- pemahaman tentang bisnis perusahaan yang perlu dipahami auditor seperti jenis bisnis perusahaan, produk perusahaan, metode produksi, pemasaran perusahaan, pihak yang berelasi dengan perusahaan dan peraturan/regulasi pemerintah yang berhubungan dengan perusahaan.
Selanjutnya auditor perlu melakukan prosedur analitis, yaitu suatu proses pengevaluasian informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan-hubungan logis antara data keuangan dan data non keuangan. Prosedur analitis saat audit dilakukan dalam tiga tahap audit yaitu perencanan, pengujian (pengerjaan lapangan) dan penyimpulan hasil audit. Dalan tahap perencanaan audit, prosedur analitis menyokong auditor dalam hal merencanakan, menentukan waktu serta luas prosedur audit. Saat pengerjaan pengujian audit, prosedur analitis dilakukan oleh auditor sebagai salah pengujian substansif untuk menghimpun bukti audit tentang asersi tertentu. Dalam tahap pengambilan kesimpulan hasil audit, prosedur analitis berguna untuk penelaahan akhir mengenai rasionalitas laporan keuangan.
Selanjutnya, auditor harus melakukan penilaian awal terhadap materialitas saat audit. Materialitas menjadi sangat penting dalam audit laporan keuangan perusahaan karena materialitas mendasari penerapan standar audit, terutama pada tahap pengujian audit dan pelaporan audit.
Suatu audit harus mempertimbangkan risiko audit saat menyusun audit plan. Risiko audit adalah risiko tidak diketahuinya kesalahan yang dapat mempengaruhi opini audit. Risiko audit itu sendiri terdiri tiga komponen, yaitu risiko bawaan, pengendalian serta deteksi. Risiko bawaan adalah kerentanan suatu akun mengalami salah saji material dengan asumsi tidak ada kebijakan serta prosedur pengendalain yang tekait. Risiko pengendalian adalah risiko bahwa suatu salah saji material bisa terjadi saat melakukan asersi yang tidak dapat dideteksi ataupun dicegah secara tepat pada waktunya oleh berbagai kebijakan serta prosedur pengendalian internal satuan bisnis. Sedangkan Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak mendeteksi salah saji material.
Untuk asersi yang signifikan, auditor harus menyusun dan mengembangkan strategi audit pendahuluan dengan tujuan agar perencanaan serta pelaksanaan audit dapat meminimalkan risiko audit pada tingkat serendah mungkin serta mendukung opini audit. Strategi audit yang digunakan auditor saat audit yaitu Primarily substantive approach, yaitu suatu strategi audit dimana auditor lebih mengutamakan pengujian substantive daripada pengujian atas pengendalian intern perusahaan. Strategi audit lainnya yang digunakan auditor adalah Lower assessed level of control risk approach, yaitu suatu strategi audit dimana auditor lebih mengutamakan pengujian pengendalian intern perusahaan daripada pengujian substantive.
Selanjutnya, auditor harus mengidentifikasi bidang yang memerlukan pertimbangan khusus yang didalamnya data akuntansi yang dihasilkan, diproses, direview dan dikumpulkan dalam perusahaan, menilai kewajaran estimasi dan lain-lain. Selain itu, auditor harus memahami tanggung jawab serta tujuan prosedur audit yang kemungkinan berpengaruh terhadap sifat, luas dan saat prosedur audit tersebut dilaksanakan (sifat bisnis perusahaan, masalah akuntansi dan audit).
Baca juga:
Sekian pembahasan tentang audit plan laporan keuangan perusahaan jasa, dagang dan manufaktur dan semoga pembahasan tentang audit plan laporan keuangan perusahaan jasa, dagang dan manufaktur ini dapat bermanfaat untuk teman-teman. Apabila ada kritik dan saran untuk perbaikan silahkan tuliskan pada kolom komentar. Terimakasih.